MENEROPONG PRINSIP NON INTERVENSI YANG MASIH MELINGKAR DALAM ASEAN

Authors

  • Erika Erika Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
  • Dewa Gede Sudika Mangku Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana No. 11, Singaraja, Kec. Buleleng, Bali

DOI:

https://doi.org/10.30742/perspektif.v19i3.20

Keywords:

ASEAN, Prinsip Non Intervensi, TAC dan Piagam ASEAN, Principles of Non-Intervention, TAC and ASEAN Charter

Abstract

ASEAN didirikan berdasarkan Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967, dengan beranggotakan sepuluh negara di kawasan Asia Tenggara yang masih tetap berpegang teguh pada prinsip non intervensi yang telah diatur dalam Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia 1976 (TAC) dan Piagam ASEAN. ASEAN berkembang menjadi suatu organisasi internasional besar dan mulai diperhitungkan dalam dunia internasional, prinsip non intervensi masih menjadi suatu permasalahan yang masih melingkar dalam tubuh ASEAN dan sudah seharusnya para pemimpin ASEAN untuk memikirkan suatu fleksibelitas dari suatu prinsip ini, hal ini bertujuan untuk membantu suatu negara anggota yang tengah dihadapi permasalahan khususnya tentang kemanusiaan.

ASEAN was established by the Bangkok Declaration on August 8, 1967, with the region of ten countries in Southeast Asia that still remains on the principle of non-intervention which has been arranged in the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia in 1976 (TAC) and the ASEAN Charter. ASEAN grown into a large international organization and gained recognition in the international world, the principle of non-intervention is still a problem that still coiled in the body of ASEAN and the ASEAN leaders ought to think about the flexibility of this principle, it aims to help a country members who were in face particular problems of humanity.

References

Adjei, Eric. 2005. The Legalitiy of Humanitarian Intervention. Tesis. University of Georgia. hlm. 29

Adolf, Huala. 1990. Aspek-Aspek Negara dalam Hukum Internasional. Jakarta: Rajawali Press.

Andrea, Faustinus. 2006. Perimbangan Kekuatan di Myanmar Faktor ASEAN dan Kepentingan Indonesia. Vol. 35 No. 2 Juni 2006. Analisis Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Jakarta.

Brierly, J. L. 1996. Hukum Bangsa-Bangsa: Suatu Pengantar Hukum Internasional. Jakarta: Bharata.

Cipto, Bambang. 2007. Hubungan Internasional di Asia Tenggara, Teropong terhadap Dinamika, Realitas, dan Masa Depan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

D’Amato, Anthony. 2001. There is No Norm of Intervention or Non Intervention in International Law. International Legal Theory. ASIL.

Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN Departemen Luar Negeri Republik Indonesia. 2007. ASEAN Selayang Pandang. Jakarta: Departemen Luar Negeri Republik Indonesia.

Hall, D.G.E. 1981. The History of South-East Asia, Malaysia: Dewan Bahasa dan Pustaka Kuala Lumpur.

Herjuno, Muhammad. 2010. Pelaksanaan Prinsip Non Intervensi di ASEAN (Studi Kasus Myanmar), Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Istanto, F. Sugeng. 2007. Penelitian Hukum. Yogyakarta: Ganda.

KKelsen, Hans. 2007. General Theory of Law and State (alih bahasa Somardi). Jakarta: Bee Media.

Kusumaatmadja, Mochtar. 1982. Pengantar Hukum Internasional. Bandung: Bina Cipta.

Liliansa, Dita. 2013. Hak Kewarganegaraan Etnis Rohingya. UNHCR, “Mencegah dan Mengurangi Keadaan tanpa Kewarganegaraan: Konvensi 1961 tentang Pengurangan Keadaan tanpa Kewarganegaraan”.

Luhulima, CPT, dkk. 2008. Masyarakat Asia Tenggara menuju Komunitas ASEAN 2015, Jakarta: Pustaka Pelajar, Pusat Penelitian Politik-LIPI.

Mangku, Dewa Gede Sudika. 2012. Peran dan Tantangan Indonesia dalam Penegakan Hak Asasi Manusia di Kawasan Asia Tenggara (Studi Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia terhadap Etnis Minoritas Rohingya oleh Pemerintah Myanmar). Jure Humano. Vol. 3. Nomor 7 November 2012.

Pramudito. 2013. Pelanggaran Prinsip Non intervensi. diakses pada www.beritasatu.com pada tanggal 28 Maret 2013.

Raharjo, Satjipto. 1980. Ilmu Hukum. Bandung: Alumni.

Samekto, FX. Adj. 2009. Negara dalam Dimensi Hukum Internasional. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Starke, J. G. 2007. Pengantar Hukum Internasional (edisi kesepuluh, Buku 2). Jakarta: Sinar Grafika.

Perjanjian Internasional:

Piagam ASEAN.

Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia 1976 (TAC).

Website:

Andrea, Faustinus. 2007. ASEAN Setelah 40 Tahun. diakses pada tanggal 23 Maret 2014, dari http://www.kompas.com.

Anonim. 2007. US Wanst Myanmar on UN Agenda. diakses pada tanggal 23 Februari 2013. dari http://english.aljazeera.net.

Anonim. 2008. Piagam ASEAN. diambil dari http://skiasyik.wordpress.com/2008/03/25/asean-charter/ - _ftn3. pada tanggal 24 Maret 2014

Bandoro, Bantarto. 2003. Mahatir’s Myanmar Policy Not Just Empty Rhetoric. The Jakarta Post. tanggal 29 Juli 2003.

Budiatno, Adityo. 2010. Prinsip Non Intervensi dan Prospek, diambil dari http://adityobudiatno.blogspot.com/2010/03/prinsip-nonintervensi-dan-prospek.html, pada tanggal 24 Maret 2014

Katsumata, Hiro. 2004. Why Is Asean Diplomacy Changing? From “Non-Interference” to “Open and Frank Discussions” Asian Survey, Vol. 44, No. 2 (Mar. - Apr., 2004). diambil dari http://ezproxy.ugm.ac.id:2056/action/doBasicResult?hp=25&la=&gw=jtx&jcpsi=1&artsi=1&Query=asean&sbq=asean&si=76&jtxsi=76, pada tanggal 23 Maret 2014.

Severino, Rodolfo. 1998. Asia Policy Lecture: What ASEAN Is and What It Stands For (The Research Institute for Asia and the Pacific, University of Sydney, Australia, 22 October 1998), diakses pada tanggal 7 Oktober 2008 dari http://www.aseansec.org/3399.htm.

Downloads

Published

2014-09-25