FUNGSI SOSIAL BANK SYARIAH

Authors

  • Prehantoro Prehantoro Fakultas Hukum Universitas Yos Sudarso Surabaya Jl. Raya Dukuh Kupang Barat No.1/216-218, Dukuh Kupang, Dukuh Pakis, Kota SBY, Jawa Timur

DOI:

https://doi.org/10.30742/perspektif.v15i2.49

Keywords:

syariah bank, zakat

Abstract

Bank syariah salah satu tujuannya ialah profit oriented sebagai intermediary finansial institution di samping sebagai lembaga baitul maal Bank syariah bisa  menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya yang diantaranya berasal ta’zir. Bank syariah juga menyalurkannya dana sosial yang berasal dari wakaf uang kepada pengelola wakaf (nadzir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif). Pelaksanaan fungsi sosial harus sesuai dengan ketentuan UU Pengelolaan Zakat dan UU Wakaf.

Bank of  Moslem law one of its target is profit oriented as financial institution intermediasi beside as institute of baitul maal. Bank of Moslem law can accept the fund coming from zakat , infak, alms, hibah, or other social fund  which among other things come the ta’zir. Bank of Moslem law also channel it  social fund coming from communal ownership of money to communal ownership organizer (nadzir) as according to will ;desire of communal ownership giver (wakif). social Function execution have to pursuant to Statute of Management of Zakat  and Statute of Wakaf.

References

Abdul Ghofur Ashori. (2008). Kapita Selekta Perbankan Syariah di Indonesia, UII Press, Jogyakarta.

Abd.Shomad. (2001). Perbankan dan Jaminan Syariah, bahan Kuliah MKN FH Unair.

Antonio, M. Syafii, Bank Syariah: dari Teori Ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta.

Ascara. (2006). Akad dan Produk Bank Syariah, Rajagrafindo Persada, Jakarta .

Buckmaster. (1996). Daphne, Islamic Banking An Overview, ICIS, London.

Faisal Haq & A. Syaiful Anam. (1993). Hukum Wakaf dan Perwakafan di Indonesia, Cet. I, Garoeda Buana Indah, Pasuruan.

Jaih Mubarok, Pencapaian Kesejahteraan Umum melalui Maksimasi Pendayagunaan wakaf, makalah.

Kasmir. (2004). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Rajagrafindo Persada, Jakarta.

M. Yahya Harahap. (2005). Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika, Jakarta.

Maftukhatusolikkhah & M Rusydi. (2008). Riba dan Penyelesaian Sengketa dalam Perbankan Syariah. Politea Press, Yogyakarta.

Masdar F. Mas’udi. (1993). Agama Keadilan: Risalah Zakat (Pajak) dalam Islam, P3M, Jakarta.

Muamalat Institute. (2006). “Hand Out Training Perbankan Syariah” dilaksanakan pada di Kendari.

Muhammad Syafe’i Antonio. (2001). Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta.

Mustofa Kamil. (2007). Modul Training Basic Financing I, Kendari.

Rahmat Firdaus dan Maya Ariyanti. (2003). Manajemen Perkreditan Bank umum (Teori, Masalah, Kebijakan dan Aplikasinya Lengkap dengan Analisa Kredit), Alfabeta, Bandung. “Pencegahan dan Penanggulangan Kredit Bermasalah”, Makalah Magister Hukum Universitas Surabaya.

Sutan Remy Sjahdeni. (1999). Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia. Pustaka Utama Grafiti, Jakarta.

Tahir Azhary, M., “Wakaf dan Sumber Daya Ekonomi; Suatu Pendekatan Teoritis”, Mimbar Hukum, No. 7 Tahun III.

Veitzal Rivai dan Andri Permata Veitzal. (2006). Islamic Financial Management. Rajawali Pers. Jakarta.

Yusuf Qardhawi. (1993). Fiqhuz Zakat (Hukum Zakat), Litera AntarNusa, Jakarta.

Zainuddin Ali. (2008). Hukum Perbankan Syariah, Sinar Grafika, Jakarta.

Peraturan Perundang-undangan:

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.

Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 581 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.

Downloads

Published

2010-04-26