PROBLEMA HUKUM PENERBITAN SERTIFIKAT HAK KEKAYAAN TANPA OBJEK (STUDI PUTUSAN HAKIM 451.K/TUN/2019)

Authors

  • Lorensia Resda Gestora Magister Hukum, Fakultas Hukum, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
  • Dwi Tatak Subagiyo Fakultas Hukum, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
  • Hari Wibisono Fakultas Hukum, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.30742/perspektif.v27i3.840

Keywords:

Peradilan Tata Usaha Negara, Tanpa Objek, Tanah, State Administrative Court, Without Object, Land

Abstract

Problematika hukum dalam pertimbangan hakim untuk memutus perkara Sertipikat Hak Milik diterbitkan tanpa objek yang membatalkan Putusan PTUN Makassar Nomor 49/G/2018/PTUN.Mks. merupakan kelemahan sistem peradilan kita, khususnya Peradilan Tata Usaha Negara yang tidak mengkaji objek sengketa. Hakim memutuskan sengketa hanya berdasarkan bukti administratif yang ada, mengingat lembaga ini telah memberikan kepercayaan penuh kepada badan pertanahan nasional sebagai lembaga yang berwenang menerbitkan sertipikat. Sehingga terkait objek sengketa, hakim hanya dapat memutus berdasarkan keterangan dari Badan Pertanahan Nasional. Bahwa pertimbangan hakim dalam memutus perkara SHM yang diterbitkan tanpa obyek yang membatalkan Putusan PTUN Makassar Nomor 20/B/2019/PTTUN.Mks, berdasarkan pengajuan memori banding sebagai dalam Putusan PTUN Makassar Nomor 49/G/2018/PTUN.Mks, tanggal 29 November 2018, Hakim PTUN Makassar telah menerima kasasi karena terbukti pemohon banding pertama telah habis masa berlakunya atau kadaluarsa.

Legal problems in the judge’s consideration to decide cases of certificates of property rights issued without an object that invalidates the Makassar Administrative Court Decision number 49/G/2018/PTUN.Mks. is a weakness of our judicial system, especially the state administrative court which does not examine the object of dispute. Judges decide disputes only based on existing administrative evidence, considering that this institution has given full trust to the national land agency as the institution authorized to issue certificates. So that regarding the object of the dispute, the judge can only decide based on information from the National Land Agency. That the judge’s consideration in deciding the case for certificates of property rights issued without an object invalidating the Makassar Administrative Court Decision Number 20/B/2019/PTTUN.Mks, based on the filing of a memorandum of appeal as stated in the Makassar Administrative Court Decision Number 49/G/2018/PTUN MKS, dated 29 November 2018, the Makassar Administrative Court Judge has accepted the cassation because it was proven that the first appeal applicant had expired or expired, then the plaintiff filed a cassation, because he felt that the cassation court had lost.

References

Peraturan Perundang-undangan:

SEMA Republik Indonesia nomor 1 tahun 2017.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Pengadilan TUN.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

Buku:

A.P. Parlindungan. (1985). Pendaftaran Tanah dan Konversi Hak-Hak Atas Tanah Menurut UUPA. Cetakan Pertama. Bandung: Alumni.

A.P. Parlindungan. (1999). Pendaftaran Tanah Di Indonesia. Bandung: Mandar Maju.

Achmad Ali. (2002). Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis). Jakarta: Gunung Agung.

Achmad Rubaie. (2007). Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum. Cetakan Pertama. Malang: Bayu Media Publishing.

Adrian Sutedi. (2007). Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya. Cetakan Pertama. Jakarta: Sinar Grafika.

Bernhard Limbong. (2012). Konflik Pertanahan. Jakarta: Margareta Pustaka.

Boedi Harsono. (2005). Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya. Jakarta: Djambatan.

Boedi Harsono. (2008). Hukum Agaria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya. Jilid 1. Edisi Revisi. Cetakan Keduabelas. Jakarta: Djambatan.

Effendi Perangin. (1991). Praktek Permohonan Hak Atas Tanah. Jakarta: Rajawali Press.

Elza Syarief. (2014). Pensertifikatan Tanah Bekas Hak Eigendom. Jakarta: Gramedia.

Fence M. Mutia Ch Thalib, Suwitno Y. Imran, Wantu. (2010). Cara Cepat Belajar Hukum Acara Perdata. Yogyakarta: Reviva Cendekia.

Fence M. Wantu. (2011). Idee Des Recht: Kepastian Hukum, Keadilan, Kemanfaatan (Implementasi Dalam Proses Peradilan Perdata). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Indroharto. (1991). Usaha Memahami Undang-Undang Peradilan TUN. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Irawan Soerodjo. (2003). Kepastian Hukum Hak Atas Tanah di Indonesia. Cetakan Kedua. Surabaya: Arkola.

Lawrence Friedman. (2009). The Legal System: A Social Science Prespective. New York: Russel Sage Foundation.

Lembaga Kajian dan Advokasi Independensi Peradilan. (1999). Menuju Independensi Peradilan. Jakarta: ICEL.

M. Tahir Azhary. (1992). Negara Hukum Suatu Studi Tentang Prinsip-Prinsipnya Dilihat Dari Segi Hukum Islam, Implementasinya Pada Periode Negara Madinah Dan Masa Kini. Jakarta: Bulan Bintang.

Marbun. (1997). Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administratif di Indonesia. Yogyakarta: Liberty.

Muhammad Yamin dan Abd. Rahim Lubis. (2004). Beberapa Masalah Aktual Hukum Agraria. Medan: Pustaka Bangsa.

Muhammad Yamin Lubis dan Abd. Rahim Lubis. (2010). Hukum Pendaftaran Tanah. Edisi Revisi. Cetakan Kedua. Bandung: CV. Mandar Maju.

Peter De Crucz. (2010). Perbandingan Sistem Hukum: Common Law, Civil Law dan Socialist Law. Bandung: Nusa Media.

Peter Mahmud Marzuki. (2009). Pengantar Ilmu Hukum. Cetakan Ketiga. Jakarta: Kencana.

Satjipto Rahardjo. (1996). Ilmu Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Seno Aji. (1980). Peradilan Bebas Negara Hukum. Jakarta: Erlangga.

Sudikno Mertokusumo. (1996). Pemantapan Sistem Peradilan. Semarang: Seminar Nasional Menyongsong Pembangunan Hukum Dalam Era 2000.

Sudikno Mertokusumo. (2007). Penemuan Hukum Sebuah Pengantar. Edisi Pertama Cetakan Pertama. Yogyakarta: Liberty.

Sudikno Mertokusumo. (2010). Hukum Acara Perdata. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

The Liang Gie. (1982). Teori-Teori Keadilan: Sumbangan Bahan Untuk Pemahaman Pancasila. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Supersukses.

Urip Santoso. (2011). Pendaftaran dan Peralihan Hak Atas Tanah. Cetakan Kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Widhi Handoko. (2014). Kebijakan Hukum Pertanahan “Sebuah Refleksi Keadilan Hukum Progresif”. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Thafa Media.

Zairin Harahap. (2001). Hukum Acara Peradilan TUN. Jakarta: Rajawali Press.

Zakiyah. (2017). Hukum Perjanjian Teori dan Perkembangannya. Cetakan II. Yogyakarta: Lentera Kreasindo.

Tesis, Disertasi, Jurnal:

Angga B. Ch Eman. “Penyelesaian Sertifikat Ganda Oleh Badan Pertanahan Nasional”. Jurnal Lex et Societatis. Volume I No. 5 September 2013.

W. Riawan Tjandra. (2009). “Fungsi Peradilan TUN Dalam Mendorong Terwujudnya Pemerintahan Yang Bersih dan Berwibawa: Clean And Strong Government”. Disertasi. Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

Downloads

Published

2022-09-06